nursing.fkkmk.ugm.ac.id

Home » 2024 » Desember

Monthly Archives: Desember 2024

Kategori

Pelatihan kader dalam memperkuat pelayanan lanjut usia untuk menyongsong “Integrasi Layanan Primer”

Yogyakarta, 4 Desember 2024 – Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK), Universitas Gadjah Mada pada Rabu, 4 Desember 2024 telah mengadakan Pelatihan kader dalam memperkuat pelayanan lanjut usia untuk menyongsong integrasi layanan primer yang sedang dan terus di lakukan di beberapa pelayanan primer.  Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat khususnya pada lanjut usia. Harapan dari pelatihan ini meningkatkan partisipsi aktif kader dalam keikutsertaan memberikan pelayanan dasar kepada lanjut usia di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan secara luring yang diikuti 7 kader Kesehatan dusun Jetakan, Kalurahan Pandowoharjo. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam beberapa rangkaian kegiatan, antara lain: pelatihan kader posyandu lansia,  praktek mengelola posyandu lansia serta evaluasi kegiatan.

Pembicara dalam acara tersebut yakni Dr. Heru Subekti, SKep, MPH dan Dr. Akhmadi, SKp, MKes, MKep, Sp.Kep.Kom (Departemen Keperwatan Jiwa dan Komunitas FK KMK UGM). Materi yang disampaikan terdiri dari: pentingnya posyandu lanjut usia, persiapan dan pelaksanaan kegiatan lanjut usia dan masalah-masalah yang sering terjadi pada lanjut usia. Penyampaian materi disampaikan secara tatap muka dengan ceramah dan tanya jawab.

Bapak Dr. Heru Subekti, SKep, MPH memaparkan data lanjut usia di Indonesia dan pentingnya posyandu lansia di masyarakat serta peran kader yang perlu pengetahuan yang memadai serta berbagai permasalahan yang dihadapi lanjut usia. Sedangkan Dr. Akhmadi, SKp, MKes, MKep, Sp.Kep.Kom memberikan berbagai kegiatan serta kesuksesan posyandu lanjut usia di berbagai tempat yang dapat meningkatkan kualitas hidup lanjut usia.

Pemaparan materi dari kedua narasumber sangat penting untuk menumbuhkan semangat kader dalam mengelola posyandu serta menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lanjut usia.  Selain itu kegiatan ini juga sebagai persiapan menghadapi layanan terintegrasi yang diterapkan oleh kemkes serta menyongsong hari tua Bahagia.

Pelatihan yng dilakukan ini serasi dengan agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yakni SDG nomor 3 “Kehidupan sehat dan sejahtera” dan  SDG nomor 4 “Pendidikan berkualitas” yang berkelanjutan bagi masyarakat” .

Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM di PAUD SPS Cita Mulia: Wujud Dukungan terhadap Tumbuh Kembang Anak dan SDGs

Yogyakarta, 10 Desember 2024 – Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesehatan dan pendidikan anak melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertema Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Program ini berlangsung di PAUD SPS Cita Mulia dengan semangat kerja sama untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG nomor 3 “Kehidupan Sehat dan Sejahtera” serta SDG nomor 4 “Pendidikan Berkualitas”.

Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Kepala PAUD SPS Cita Mulia, Ibu Ana Dea Rosa, S.Psi., yang menyampaikan apresiasi kepada tim FK-KMK UGM atas perhatian dan dedikasi mereka dalam memantau tumbuh kembang anak. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar dalam mendeteksi perkembangan anak-anak secara dini dan menjadi awal dari kolaborasi berkelanjutan demi masa depan mereka,” ujar beliau.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh perwakilan FK-KMK UGM, Ibu Lely Lusmilasari, S.Kp., M.Kes., Ph.D. Beliau menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memastikan anak-anak mendapatkan perhatian penuh terhadap kesehatan, tumbuh kembang, serta pemenuhan kebutuhan gizinya. “Program ini mencakup pengukuran antropometri, deteksi dini perkembangan, dan konseling gizi kepada orang tua sebagai langkah nyata untuk mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak,” jelasnya.

Kegiatan dimulai dengan senam pagi dan permainan interaktif yang melibatkan anak-anak, mahasiswa, serta para guru. Suasana penuh semangat dan keceriaan ini menjadi awal yang baik untuk melanjutkan rangkaian program berupa pemeriksaan kesehatan, pengukuran antropometri, serta diskusi dengan orang tua atau wali murid mengenai gizi dan perkembangan anak.

Pengabdian masyarakat ini tidak hanya menjadi wujud nyata dari peran FK-KMK UGM dalam pengembangan kesehatan masyarakat, tetapi juga mendukung pencapaian SDGs di bidang kesehatan dan pendidikan. “Kami yakin, dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global,” tambah Ibu Lely.

Kegiatan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan di masa mendatang sebagai bentuk sinergi antara akademisi dan masyarakat demi menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik.

Pengabdian Masyarakat Table Top Exercise Kesiapsiagaan Bencana Erupsi Gunung Merapi Oleh Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK UGM

Yogyakarta, 31 Oktober 2024 -Tim Pengabdian Masyarakat dari Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK UGM, yang di ketuai oleh Bapak Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D. menyelenggarakan kegiatan Table Top Exercise (TTX) di kalurahan Donokerto, Sleman, Yogyakarta yang berfokus pada kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Merapi. Kegiatan ini mengusung tema “Table Top Exercise untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat Inklusif”. Kegiatan ini merupakan rangkain dari kegiatan pengabdian masyarakat yang didanai oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana masyarakat khusnya pelibatan kelompok difabel dalam menghadapi potensi bencana erupsi Gunung Merapi.

Peserta terdiri dari perwakilan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Desa Tangguh Bencana (Destana), tenaga kesehatan dari Puskesmas Turi, Pemerintah Kalurahan Donokerto, Kader Kesehatan, Anggota kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), perwakilan Difabel Siaga Bencana (DIFAGANA), serta peserta dengan anggota keluarga difabel. Keberagaman peserta ini mencerminkan upaya inklusif dalam melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk kelompok rentan, dalam kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Merapi.

Pelibatan perwakilan DIFAGANA dan peserta yang memiliki anggota keluarga difabel dalam kegiatan TTX ini mencerminkan upaya inklusif sesuai dengan SDG ke-10, yaitu reduced inequalities. Acara ini memastikan bahwa mereka mendapat akses yang sama dalam informasi, pelatihan, dan dukungan bencana, sehingga setiap elemen masyarakat, termasuk difabel, lebih siap dan tangguh menghadapi bencana.

Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan doa, sambutan dari perwakilan Kalurahan Donokerto yang disampaikan oleh Bapak Basuki, dan sambutan dari tim pengabdian masyarakat yang diwakili oleh Ibu Uki Noviana, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan teknis pelaksanaan TTX oleh Bapak Enariyaka, S.Kep., Ns., M.M., dari BPBD DIY. Dalam kegiatan TTX ini, disimulasikan empat studi kasus yang berkaitan dengan situasi bencana erupsi merapi untuk mengukur respons peserta dalam menghadapi potensi bencana erupsi Gunung Merapi.

 

Empat kasus yang dibahas adalah sebagai berikut:

Kasus 1: Status Siaga, diskusi berfokus pada langkah-langkah yang harus diambil pada saat peningkatan aktivitas Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga, yang meliputu bagaiamana cara menyampaikan informasi pada saat peningkatan status siaga kepada masyarakat dan kelompok rentan, serta langkah-langkah yang diambil dari berbagai pihak yang terkait (BPBD, Difagana, Kalurahan, dan tokoh mayarakat) pada saat peningkatan status siaga dengan memperhatikan kebutuhan khusus pada kelompok rentan khususnya kelompok difabel. Sesi ini dimoderatori oleh Ibu Uki Noviana, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D.

Kasus 2: Status Awas, diskusi berfokus pada penetapan radius aman di kawasan rawan bencana, evakuasi masyarakat khususnya kelompok rentan yang masih berada di daerah rawan bencana ke lokasi aman, pelaksanaan Rapid Health Assessment (RHA), serta identifikasi terhadap korban yang mengalami luka bakar, infeksi saluran pernapasan, dan kondisi lainnya akibat dampak erupsi. Sesi ini dimoderatori oleh Bapak Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep,

Kasus 3: Pengelolaan Barak Pengungsian, berfokus pada pengkajian masalah kesehatan di tempat pengungsian, pemenuhan kebutuhan khususnya bagi kelompok rentan, serta kesiapan masyarakat, perangkat desa (Pemerintahan Kalurahan, Destana, PKK, dan kader kesehatan), Difagana, dan tenaga kesehatan dalam mempersiapkan Kalurahan Donokerto sebagai tempat pengungsian yang inklusif. Kegiatan ini dimoderatori oleh Bapak Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D.

Kasus 4: Pasca Bencana, berfokus pada peran masyarakat, perangkat desa (Pemerintahan Kalurahan, Destana, PKK, dan kader kesehatan), Difagana, dan tenaga kesehatan dalam merencanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Sesi ini dimoderatori oleh oleh Bapak Decky Nurhadi Sopyan, S.Kep., Ns,

Setiap sesi moderator menyampaikan kasus yang diduskusikan bersama oleh seluruh peserta TTX. Dari hasil tanggapan peserta kemudian ditanggapi oleh para pemangku kepentingan sesuai dengan tugas mereka dalam bidang kebencanaan, yaitu BPPTKG, BPBD Sleman, Dinas Sosial, dan tenaga kesehatan. Pada akhir setiap kasus, seluruh peserta sepakat menetapkan langkah-langkah penanganan yang tepat sesuai panduan kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Merapi yang inklusif.

Kegiatan ditutup oleh Bapak Enariyaka, S.Kep., Ns., M.M., yang memberikan debriefing kegiatan TTX serta memberikan apresiasi kepada seluruh peserta atas partisipasi aktif mereka. Melalui kegiatan TTX ini, Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK UGM berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun ketangguhan elemen masyarakat terhadap bencana erupsi Gunung Merapi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan yang inklusif berbasis komunitas.