• | |

    MBKM Pertukaran Pelajar Prodi Ilmu Keperawatan UGM – Prodi Keperawatan UNDIP

    Pendaftaran MBKM pertukaran mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada dengan Program Studi Keperawatan Universitas Diponegoro telah dibuka. Kuota tersedia untuk 5 orang mahasiswa. Beberapa mata kuliah yang ditawarkan antara lain:

    • Wound Ostomy & continence care
    • Correctional Nursing
    • Keperawatan pada Pasien HIV/AIDS
    • Komunikasi Bisnis
    • Forensic of Nursing

    Pendaftaran dibuka hingga 24 Januari 2025 melalui link berikut : bit.ly/mbkm_pertukaranundippsik

  • | |

    MBKM Complementary Alternative Therapy (CAT)

    Mata kuliah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menangani masalah kesehatan sederhana dengan menggunakan Complementary Alternative Therapy (CAT)

    Pendaftaran paling lambat tanggal 24 Januari 2025 melalui link berikut: bit.ly/PendaftaranCAT

    Informasi lebih lanjut dapat menghubungi wa.me/082227997622 (Prof. Intansari Nurjannah, S.Kp., MN.Sc., Ph.D.)

  • | |

    PROGRAM KERJA PRAKTIK HDSS SLEMAN

    HDSS Sleman membuka kesempatan bagi mahasiswa dan umum untuk melakukan kegiatan kerja praktik di HDSS Sleman guna menerapkan ilmu, mendapatkan pengalaman di dunia kerja, membangun jejaring profesional, dan meningkatkan kompetensi diri.

    Dalam kegiatan kerja praktik di HDSS Sleman, peserta kerja praktik akan dilibatkan dalam berbagai kegiatan HDSS Sleman yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta kerja praktik. Adapun beberapa keterampilan yang dapat dipelajari selama kegiatan kerja praktik di HDSS Sleman, adalah sebagai berikut:

    • Manajemen Proyek Penelitian
    • Manajemen Proyek Pengabdian Masyarakat
    • Publikasi hasil penelitian
    • Pengembangan aplikasi kuesioner digital
    • Manajemen data
    • Analisis data kesehatan populasi

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai alur dan persyaratan, dapat diakses melalui tautan berikut https://hdss.fk.ugm.ac.id/pendidikan/

  • | | | |

    Pendaftaran MBKM Emergency and Disaster Health Management in Community-Based

    Program MBKM Emergency and Disaster Health Management in Community-Based telah resmi dibuka. Program ini dapat menjadi kesempatan bagi mahasiswa yang ingin memperdalam ilmu keperawatan kebencanaan dan kedaruratan.

    ⛑️Kualifikasi:
    -Mahasiswa S1 FK-KMK UGM
    -Menempuh pendidikan minimal 5 semester
    -Pelaksanaan mulai April – Juli 2025

    ⛑️Benefit yang akan didapat antara lain:
    -Pengalaman magang di BPBD, PSC, dan desa tanggap bencana
    -Menyusun proyek tanggap bencana
    -Pengalaman bekerja tim dan pembelajaran soft-skills
    -E-Sertifikat
    -Penyetaraan SKS hingga 10 SKS

    ⛑️Cakupan kegiatan
    Kegiatan akan dilakukan bekerjasama dengan mitra PSC, BPBD Provinsi DIY, dan Kalurahan Donokerto.

    Kuota hanya untuk 30 mahasiswa
    Pendaftaran paling lambat tanggal 24 Januari 2025 melalui link berikut: bit.ly/mbkm_emergencypsik

  • | | |

    UGM dan Pemerintah Desa Pandowoharjo Resmi Luncurkan Posyandu ILP di Dusun Jetakan

    Sleman, 14 Desember 2024 – Divisi Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), bekerja sama dengan Pemerintah Desa Pandowoharjo dan Puskesmas Sleman 2, resmi meluncurkan Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer) di Dusun Jetakan, Pandowoharjo, Sleman. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDGs nomor 3, yaitu “Kehidupan Sehat dan Sejahtera.”

    Peluncuran Posyandu ILP dilaksanakan pada Sabtu, 14 Desember 2024, dan diawali dengan kegiatan Posyandu 5 Meja yang melayani balita dan lansia. Sebelumnya, tim pengabdian masyarakat telah memberikan pelatihan kepada kader Posyandu ILP untuk mempersiapkan pelaksanaan dan keberlanjutan layanan kesehatan ini.

    Dalam sambutannya, Bapak Dr. Akhmadi, SKP, MKes, MKep, Sp.Kep.Kom, selaku perwakilan dari UGM, menjelaskan bahwa Posyandu ILP merupakan transformasi dari posyandu yang sebelumnya hanya melayani ibu hamil dan balita, menjadi posyandu yang mencakup seluruh siklus kehidupan. “ILP adalah singkatan dari Integrasi Layanan Primer, yang merupakan bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat. Tujuannya adalah memperluas jangkauan layanan kesehatan agar mencakup seluruh siklus kehidupan masyarakat,” ujarnya.

    Ibu Muslihah, SKM, sebagai perwakilan dari Puskesmas Sleman 2, menyampaikan harapannya agar Posyandu ILP dapat diterapkan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Sleman 2. “Kami berharap inovasi ini dapat menjadi model bagi dusun-dusun lainnya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh,” ungkapnya.

    Bapak Pranasakti Yoga Suara, SE, selaku perwakilan dari Kalurahan Pandowoharjo, turut mengapresiasi peluncuran ini. “Dengan adanya Posyandu ILP, diharapkan kesehatan masyarakat meningkat dan Posyandu ILP dapat menjadi percontohan bagi posyandu lain di wilayah kalurahan Pandowoharjo,” ujarnya.

    Acara utama diisi dengan ceramah oleh Bapak Purwanta, SKP, MKes, yang membahas pentingnya pola hidup sehat, khususnya dalam mencegah penyakit tidak menular bagi lanjut usia. Dalam paparannya diharapkan lansia bisa dating secara rutin sebulan sekali untuk mengontrol kesehatan serta sehat rohaninya atau mentalnya. Acara ditutup dengan pembuatan komitmen bersama yang dipandu oleh Bapak Dr. Heru Subekti, SKep, MPH. Komitmen ini melibatkan kader dan masyarakat Dusun Jetakan untuk memastikan keberlanjutan Posyandu ILP dengan pelaksanaan layanan kesehatan yang akan dilakukan secara rutin setiap bulan.

    Dengan dukungan dari seluruh pihak terkait, Posyandu ILP diharapkan mampu menjangkau seluruh warga Dusun Jetakan dan menjadi tonggak awal peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Pandowoharjo.

     

  • | |

    Pelatihan kader dalam memperkuat pelayanan lanjut usia untuk menyongsong “Integrasi Layanan Primer”

    Yogyakarta, 4 Desember 2024 – Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK), Universitas Gadjah Mada pada Rabu, 4 Desember 2024 telah mengadakan Pelatihan kader dalam memperkuat pelayanan lanjut usia untuk menyongsong integrasi layanan primer yang sedang dan terus di lakukan di beberapa pelayanan primer.  Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat khususnya pada lanjut usia. Harapan dari pelatihan ini meningkatkan partisipsi aktif kader dalam keikutsertaan memberikan pelayanan dasar kepada lanjut usia di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan secara luring yang diikuti 7 kader Kesehatan dusun Jetakan, Kalurahan Pandowoharjo. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam beberapa rangkaian kegiatan, antara lain: pelatihan kader posyandu lansia,  praktek mengelola posyandu lansia serta evaluasi kegiatan.

    Pembicara dalam acara tersebut yakni Dr. Heru Subekti, SKep, MPH dan Dr. Akhmadi, SKp, MKes, MKep, Sp.Kep.Kom (Departemen Keperwatan Jiwa dan Komunitas FK KMK UGM). Materi yang disampaikan terdiri dari: pentingnya posyandu lanjut usia, persiapan dan pelaksanaan kegiatan lanjut usia dan masalah-masalah yang sering terjadi pada lanjut usia. Penyampaian materi disampaikan secara tatap muka dengan ceramah dan tanya jawab.

    Bapak Dr. Heru Subekti, SKep, MPH memaparkan data lanjut usia di Indonesia dan pentingnya posyandu lansia di masyarakat serta peran kader yang perlu pengetahuan yang memadai serta berbagai permasalahan yang dihadapi lanjut usia. Sedangkan Dr. Akhmadi, SKp, MKes, MKep, Sp.Kep.Kom memberikan berbagai kegiatan serta kesuksesan posyandu lanjut usia di berbagai tempat yang dapat meningkatkan kualitas hidup lanjut usia.

    Pemaparan materi dari kedua narasumber sangat penting untuk menumbuhkan semangat kader dalam mengelola posyandu serta menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lanjut usia.  Selain itu kegiatan ini juga sebagai persiapan menghadapi layanan terintegrasi yang diterapkan oleh kemkes serta menyongsong hari tua Bahagia.

    Pelatihan yng dilakukan ini serasi dengan agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yakni SDG nomor 3 “Kehidupan sehat dan sejahtera” dan  SDG nomor 4 “Pendidikan berkualitas” yang berkelanjutan bagi masyarakat” .

  • | |

    Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM di PAUD SPS Cita Mulia: Wujud Dukungan terhadap Tumbuh Kembang Anak dan SDGs

    Yogyakarta, 10 Desember 2024 – Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesehatan dan pendidikan anak melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertema Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Program ini berlangsung di PAUD SPS Cita Mulia dengan semangat kerja sama untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG nomor 3 “Kehidupan Sehat dan Sejahtera” serta SDG nomor 4 “Pendidikan Berkualitas”.

    Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Kepala PAUD SPS Cita Mulia, Ibu Ana Dea Rosa, S.Psi., yang menyampaikan apresiasi kepada tim FK-KMK UGM atas perhatian dan dedikasi mereka dalam memantau tumbuh kembang anak. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar dalam mendeteksi perkembangan anak-anak secara dini dan menjadi awal dari kolaborasi berkelanjutan demi masa depan mereka,” ujar beliau.

    Sambutan berikutnya disampaikan oleh perwakilan FK-KMK UGM, Ibu Lely Lusmilasari, S.Kp., M.Kes., Ph.D. Beliau menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memastikan anak-anak mendapatkan perhatian penuh terhadap kesehatan, tumbuh kembang, serta pemenuhan kebutuhan gizinya. “Program ini mencakup pengukuran antropometri, deteksi dini perkembangan, dan konseling gizi kepada orang tua sebagai langkah nyata untuk mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak,” jelasnya.

    Kegiatan dimulai dengan senam pagi dan permainan interaktif yang melibatkan anak-anak, mahasiswa, serta para guru. Suasana penuh semangat dan keceriaan ini menjadi awal yang baik untuk melanjutkan rangkaian program berupa pemeriksaan kesehatan, pengukuran antropometri, serta diskusi dengan orang tua atau wali murid mengenai gizi dan perkembangan anak.

    Pengabdian masyarakat ini tidak hanya menjadi wujud nyata dari peran FK-KMK UGM dalam pengembangan kesehatan masyarakat, tetapi juga mendukung pencapaian SDGs di bidang kesehatan dan pendidikan. “Kami yakin, dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global,” tambah Ibu Lely.

     

     

     

     

     

     

    Kegiatan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan di masa mendatang sebagai bentuk sinergi antara akademisi dan masyarakat demi menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik.

  • | |

    Pengabdian Masyarakat Table Top Exercise Kesiapsiagaan Bencana Erupsi Gunung Merapi Oleh Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK UGM

    Yogyakarta, 31 Oktober 2024 -Tim Pengabdian Masyarakat dari Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK UGM, yang di ketuai oleh Bapak Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D. menyelenggarakan kegiatan Table Top Exercise (TTX) di kalurahan Donokerto, Sleman, Yogyakarta yang berfokus pada kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Merapi. Kegiatan ini mengusung tema “Table Top Exercise untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat Inklusif”. Kegiatan ini merupakan rangkain dari kegiatan pengabdian masyarakat yang didanai oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana masyarakat khusnya pelibatan kelompok difabel dalam menghadapi potensi bencana erupsi Gunung Merapi.

    Peserta terdiri dari perwakilan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Desa Tangguh Bencana (Destana), tenaga kesehatan dari Puskesmas Turi, Pemerintah Kalurahan Donokerto, Kader Kesehatan, Anggota kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), perwakilan Difabel Siaga Bencana (DIFAGANA), serta peserta dengan anggota keluarga difabel. Keberagaman peserta ini mencerminkan upaya inklusif dalam melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk kelompok rentan, dalam kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Merapi.

    Pelibatan perwakilan DIFAGANA dan peserta yang memiliki anggota keluarga difabel dalam kegiatan TTX ini mencerminkan upaya inklusif sesuai dengan SDG ke-10, yaitu reduced inequalities. Acara ini memastikan bahwa mereka mendapat akses yang sama dalam informasi, pelatihan, dan dukungan bencana, sehingga setiap elemen masyarakat, termasuk difabel, lebih siap dan tangguh menghadapi bencana.

    Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan doa, sambutan dari perwakilan Kalurahan Donokerto yang disampaikan oleh Bapak Basuki, dan sambutan dari tim pengabdian masyarakat yang diwakili oleh Ibu Uki Noviana, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan teknis pelaksanaan TTX oleh Bapak Enariyaka, S.Kep., Ns., M.M., dari BPBD DIY. Dalam kegiatan TTX ini, disimulasikan empat studi kasus yang berkaitan dengan situasi bencana erupsi merapi untuk mengukur respons peserta dalam menghadapi potensi bencana erupsi Gunung Merapi.

     

    Empat kasus yang dibahas adalah sebagai berikut:

    Kasus 1: Status Siaga, diskusi berfokus pada langkah-langkah yang harus diambil pada saat peningkatan aktivitas Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga, yang meliputu bagaiamana cara menyampaikan informasi pada saat peningkatan status siaga kepada masyarakat dan kelompok rentan, serta langkah-langkah yang diambil dari berbagai pihak yang terkait (BPBD, Difagana, Kalurahan, dan tokoh mayarakat) pada saat peningkatan status siaga dengan memperhatikan kebutuhan khusus pada kelompok rentan khususnya kelompok difabel. Sesi ini dimoderatori oleh Ibu Uki Noviana, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D.

    Kasus 2: Status Awas, diskusi berfokus pada penetapan radius aman di kawasan rawan bencana, evakuasi masyarakat khususnya kelompok rentan yang masih berada di daerah rawan bencana ke lokasi aman, pelaksanaan Rapid Health Assessment (RHA), serta identifikasi terhadap korban yang mengalami luka bakar, infeksi saluran pernapasan, dan kondisi lainnya akibat dampak erupsi. Sesi ini dimoderatori oleh Bapak Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep,

    Kasus 3: Pengelolaan Barak Pengungsian, berfokus pada pengkajian masalah kesehatan di tempat pengungsian, pemenuhan kebutuhan khususnya bagi kelompok rentan, serta kesiapan masyarakat, perangkat desa (Pemerintahan Kalurahan, Destana, PKK, dan kader kesehatan), Difagana, dan tenaga kesehatan dalam mempersiapkan Kalurahan Donokerto sebagai tempat pengungsian yang inklusif. Kegiatan ini dimoderatori oleh Bapak Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D.

    Kasus 4: Pasca Bencana, berfokus pada peran masyarakat, perangkat desa (Pemerintahan Kalurahan, Destana, PKK, dan kader kesehatan), Difagana, dan tenaga kesehatan dalam merencanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Sesi ini dimoderatori oleh oleh Bapak Decky Nurhadi Sopyan, S.Kep., Ns,

    Setiap sesi moderator menyampaikan kasus yang diduskusikan bersama oleh seluruh peserta TTX. Dari hasil tanggapan peserta kemudian ditanggapi oleh para pemangku kepentingan sesuai dengan tugas mereka dalam bidang kebencanaan, yaitu BPPTKG, BPBD Sleman, Dinas Sosial, dan tenaga kesehatan. Pada akhir setiap kasus, seluruh peserta sepakat menetapkan langkah-langkah penanganan yang tepat sesuai panduan kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Merapi yang inklusif.

    Kegiatan ditutup oleh Bapak Enariyaka, S.Kep., Ns., M.M., yang memberikan debriefing kegiatan TTX serta memberikan apresiasi kepada seluruh peserta atas partisipasi aktif mereka. Melalui kegiatan TTX ini, Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK UGM berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun ketangguhan elemen masyarakat terhadap bencana erupsi Gunung Merapi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan yang inklusif berbasis komunitas.

  • | |

    Pengabdian Masyarakat: Peran Kader dalam Upaya Pencegahan Stunting di Kelurahan Panggungharjo

    Yogyakarta, 30 Oktober 2024. Stunting merupakan masalah gizi serius yang terjadi ketika anak-anak tidak mendapatkan nutrisi yang memadai, yang berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Masalah ini menjadi fokus utama dalam Sustainable Development Goals (SDGs) pada poin ke-2, yang bertujuan untuk mengakhiri kelaparan dan mencapai ketahanan pangan serta gizi yang lebih baik. Mencegah stunting sangat penting karena dampaknya yang dapat berlangsung seumur hidup, menghambat potensi anak-anak, dan berkontribusi pada masalah kesehatan di masa depan. Kader kesehatan berperan penting dalam upaya pencegahan stunting melalui edukasi dini dan deteksi awal. Untuk itu, Tim Pengabdian Masyarakat FFKMK UGM mengadakan pelatihan kader di Kelurahan Panggungharjo, Kabupaten Bantul, yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam menangani masalah stunting.

    Tim Pengabdian Masyarakat FFKMK UGM, yang dipimpin oleh Dr. Akhmadi, S.Kp., M.Kes., M.Kep., Sp. Kep.Kom, bersama anggota tim seperti Dr. Wiwin Lismidiati, S.Kep, M.Kep., Sp.Kep.Mat, Ns. Ayu Anita, S.Kep., Ns. Muhammad Nur, S.Kep., Ns. Muhamad Abi Zakaria, S.Kep., dan Ns. Fadjrianty Fadhilah Amir, S.Kep, telah melaksanakan kegiatan pencegahan stunting pada hari Rabu, 30 Oktober 2024, di Posyandu Pelemsewu, dihadiri oleh 18 kader dan kepala dukuh Pelemsewu Bapak Waskito. Kegiatan dibuka oleh Master of ceremony dan dilanjutkan dengan penyampaian kata sambutan oleh bapak kepala dukuh yang berisi harapan para kader dapat menyerap informasi dengan sebaik mungkin untuk bekal melakukan edukasi pada orang tua balita.

    Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi oleh Dr. Akhmadi mengenai peran kader dalam pencegahan stunting, yang mencakup pengenalan dasar mengenai stunting, upaya pencegahan, serta dampak yang ditimbulkan. Materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya peran kader dalam mengedukasi masyarakat, materi yang disampaikan oleh pak Akhmadi dirangkum dalam sebuah buku dengan judul “Kader Peduli Stunting” yang kemudian dibagikan kepada seluruh kader sebagai pedoman dalam melakukan edukasi stunting. Setelah itu, para kader diberikan pelatihan pengisian Kartu Menu Sehat (KMS), di mana mereka diajarkan cara pengisian yang benar dan diberikan skenario kasus balita untuk diselesaikan menggunakan perhitungan KMS, sehingga meningkatkan pemahaman kader tentang pentingnya pemantauan gizi anak.

    Salah satu bagian penting dari kegiatan ini adalah pelatihan edukasi peer group, para kader dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing terdiri dari empat orang kader. Setiap kelompok diajarkan metode edukasi yang interaktif dan menyenangkan, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stunting. Kelompok pertama berdiskusi dan belajar menggunakan permainan ular tangga untuk menyampaikan informasi tentang stunting secara menyenangkan, sementara kelompok kedua diajarkan menggunakan game box stunting, di mana mereka menuliskan pemahaman mereka tentang stunting pada kartu dan mendiskusikannya dalam kelompok sehingga menimbulkan diskusi interaktif antar individu. Kelompok ketiga fokus pada puzzle gizi stunting, yang mengharuskan mereka menyusun puzzle sesuai dengan komposisi isi piringku bergizi yang benar. Terakhir, kelompok keempat berpartisipasi dalam permainan mitos dan fakta, menggunakan origami untuk membedakan antara informasi yang benar dan salah mengenai stunting, dan kemudian menjelaskan pilihan mereka yang divalidasi oleh tim pengabdian.

    Setelah menyelesaikan semua permainan, para kader mengungkapkan bahwa kegiatan edukasi peer group ini sangat menarik dan membantu mereka mengingat informasi penting dengan lebih baik hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan skor pengetahuan kader setelah dilakukan kegiatan pelatihan. Para Kader berkomitmen untuk menerapkan metode pembelajaran yang interaktif ini dalam upaya pencegahan stunting di masyarakat Dusun Pelemsewu, Panggungharjo, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat khsuusnya orang tua balita tentang pentingnya gizi bagi anak.

  • | | |

    Optimalisasi Kader Kesehatan, Sosialisasi dan Pemeriksaan Kesehatan di Dusun Bakung: Langkah Nyata Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dalam rangka HUT Departemen Keperawatan ke-26 dan HUT HMPK ke-6

    Yogyakarta, 1 September 2024 – Dalam rangka memperingati HUT Departemen Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) ke-26 dan HUT Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Keperawatan (HMPK) UGM ke-6, HMPK UGM mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Optimalisasi Kader Kesehatan dalam Penanggulangan Penyakit Tidak Menular”. Kegiatan ini mendukung tujuan ke-3 Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia.

    Tujuan kegiatan ini untuk membekali kader kesehatan dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mencegah serta menangani penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes mellitus, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan serta melakukan pemeriksaan kesehatan (pengukuran tekanan darah, pemeriksaan laboratorium gula darah, asam urat, dan kolesterol). Kegiatan ini terbagi dalam dua tahap, yaitu pelatihan kader kesehatan dan sosialisasi serta pemeriksaan kesehatan.

    Pelatihan Kader Kesehatan.

    Kegiatan pertama yaitu Pelatihan Kader Kesehatan, dilaksanakan pada Rabu, 21 Agustus 2024 di Rumah Bu Dukuh Bakung Juaminiah, SE, Dusun Bakung, Bangunharjo, Sewon. Sebanyak 12 kader kesehatan hadir dalam kegiatan ini.

    Rangkaian kegiatan dimulai pada Pkl. 18.30 WIB, dipandu oleh pembawa acara yaitu Ayu Anita, S.Kep., Ns. Kegiatan pelatihan dimulai dengan registrasi dan pretest untuk mengukur pengetahuan awal para peserta. Materi utama mengenai pengukuran tekanan darah dan gula darah disampaikan oleh Anna Ivana Mareta, S.Kep., Ns. selaku mahasiswa Magister Keperawatan UGM Angkatan 2023. Selain teori, para peserta juga berkesempatan mempraktikkan langsung cara penggunaan alat pengukur tekanan darah dan cek darah (gula darah dan asam urat). Diskusi interaktif antara peserta dan narasumber semakin memperdalam pemahaman peserta mengenai pentingnya deteksi dini penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes mellitus.

    Kegiatan pelatihan ditutup dengan posttest dan sesi evaluasi. Hasil dari pelatihan ini menunjukkan peningkatan rerata skor pengetahuan kader mengenai pengukuran tekanan darah dan gula darah. Selama kegiatan berlangsung kader kesehatan sangat antusias, aktif bertanya dan mampu mempraktikkan pengukuran secara tepat.

    Sosialisasi dan Pemeriksaan Kesehatan. Kegiatan kedua yaitu Sosialisasi dan Pemeriksaan Kesehatan, diselenggarakan pada Minggu, 1 September 2024 di Griya Lare Utami, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 60 warga Dusun Bakung dan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting yaitu Prof. dr. Sunartini Hapsara, Sp.A [K]., Ph.D. selaku pendiri Griya Lare Utami; Juaminiah, SE selaku Kepala Dusun Bakung; Dr. Heny Suseani Pangastuti, S.Kp., M.Kes selaku Ketua HUT Keperawatan UGM ke-26; Sri Hartini, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Magister Keperawatan UGM; Uki Noviana, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D. selaku Penasehat HMPK UGM; Prof. Intansari Nurjannah, S.Kp., MN.Sc., Ph.D. selaku Ketua Departemen Keperawatan Jiwa & Komunitas, dan Widyawati, S.Kp., M.Kes., Ph.D. selaku Ketua Departemen Keperawatan Anak dan Maternitas.

    Rangkaian kegiatan dimulai pada Pkl. 08.00 WIB, dipandu oleh pembawa acara yaitu Dana Prayoga Irawan, S.Kep. Ns. Kegiatan diawali dengan pemeriksaan tekanan darah dan cek darah (gula darah serta asam urat) oleh tim pemeriksaan kesehatan dan kader. Acara resmi dibuka oleh Prof. dr. Sunartini Hapsara, Sp.A[K]., Ph.D., dilanjutkan dengan paparan materi oleh dr. Aliatul Muafiah dari Puskesmas Sewon II tentang penanggulangan penyakit tidak menular.

    Selama sosialisasi, masyarakat tampak antusias dan aktif bertanya mengenai kondisi kesehatan mereka. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan juga memberikan manfaat langsung, di mana masyarakat dapat mengetahui hasil tekanan darah, kadar gula darah dan asam urat mereka.

    Secara keseluruhan, rangkaian kegiatan ini berjalan dengan lancar, warga sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara. Berdasarkan skor pengetahuan warga mengenai penyakit tidak menular juga menunjukkan peningkatan Hal tersebut sesuai dengan hasil post test yang dilakukan, didapatkan peningkatkan rerata skor pengetahuan kader. Melalui kegiatan ini, HMPK UGM dan Departemen Keperawatan UGM berharap dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama dalam pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular.